Oleh : Hardiyanti Safitri
Kisah ini
nyata tanpa rekayasa belaka , diambil dari kisah cinta teman ku sendiri . read
it more ………
Aku adalah
Adinda Putri Syahrika, tapi teman-temanku lebih sering memanggilku Rika, usiaku
kini 17 tahun jika aku melanjutkan sekolah seharusnya aku duduk dibangku kelas
2 SMA, tapi karena keluargaku hancur berantakan dan masalah sosial aku tidak
melanjutkan sekolah, melainkan aku harus bekerja menjadi capster di sebuah
salon. Beginilah hidupku.
Di
dalam pergaulan aku adalah cewe yang mudah bergaul dan banyak dikenal oleh
orang, terutama di kalangan laki-laki, mungkin karena paras ku yang cantik dan
menarik. Aku memang selalu ramah dan baik kepada setiap temanku.
Aku
memiliki seorang kekasih yang sangat aku sayangi dan cintai namanya Radith,
begitu pun sebaliknya dia juga sangat menyayangi dan mencintaiku, kita berdua
saling mencintai. Hubungan kita sudah terjalin cukup lama, sekitar 2 tahun.
Waktu
terus berjalan dan aku pun terus menjalankan kehidupanku,,, kehidupanku yang
sangat berbeda dengan anak remaja lainnya, seharusnya anak seusiaku itu sedang
asyik menikmati masa SMAnya,
“ Tapi aku ???” aku malah sibuk bekerja untuk
menafkahi keluargaku.
Terkadang
aku menyesali hidupku ini, tapi apa hendak dikata ini sudah menjadi takdirku,,,
aku harus menjalankannya dengan ikhlas, tapi Tuhan masih baik sama aku, Ia memberiku
satu kebahagiaan, yaitu Radith,, kekasihku yang amat aku cintai, dia yang
selalu memberi warna dalam hidupku ini.
“ Oh Tuhan… Aku sangat mencintainya. Aku mohon jaga
dan selalu lindungi dia.”
{{{
Pada suatu hari
ketika aku sedang bersiap-siap pulang dari salon tempatku bekerja,,, tiba-tiba
handphone ku berdering, aku segera mengangkatnya, ternyata Rina sahabatku yang
menelpon. Begitu aku angkat hanya terdengar suara isak tangis saja, aku bingung
mengapa Rina menangis, dan mengapa ia menelponku???
Rina
hanya diam tak ada satu patah kata pun yang dilontarkanya, suara tangisannya
malah terdengar makin kencang. Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya …
“ Sebenarnya ada apa ini Rin ?”
Kemudian Rina pun mulai mengeluarkan suaranya
sedikit demi sedikit, walaupun agak terdengar kurang jelas. Ternyata Rina
mengatakan bahwa Radith kekasihku itu meninggal.
“Oh Tuhan.. aku tak mempercayai ini, rasanya aku
ingin pingsan , seluruh tubuhku ini seakan tidak berdaya, jantungku seakan
berhenti berdetak.”
Aku
berharap semoga ini semua hanya mimpi atau mungkin Rina hanya sedang
menjahiliku saja. Tapi harapanku ini salah apa yang di ucapkan Rina semua benar
, aku disuruh Rina untuk kerumahnya Radith, setelah berbicara dengan Rina lewat
handphone aku langsung bergegas pergi kerumahnya Radith.
Sesampainya
disana terlihat bendera kuning di setiap sudut rumahnya, dan banyak sekali
orang yang datang. Rasanya kepalaku ingin pecah, aku gak sanggup dengan ini
semua, ternyata benar Radith sudah meninggal, aku langsung masuk ke rumah
Radith, begitu aku masuk aku disambut oleh Tante Mila, dia adalah mamanya Radith
dengan deraian airmata ia langsung
memelukku.
Ketika
aku masuk ke Ruang tengah, aku benar-benar kaget dengan apa yang aku lihat.
Radith sudah terbaring kaku tak berdaya, wajahya pucat sekali, dan tubuhnya
sudah dilapisi oleh kain kafan. Ketika melihat kenyataan itu, aku hanya terdiam
dan menangis. Radith, satu kebahagianku itu, kini telah pergi meninggalkanku.
Padahal hanya dia yang mampu memberikanku semangat hidup, dan hanya dia yang
mampu membuatku tabah untuk menjalankan hidup ini.
{{{
Tiga hari berlalu sejak kematian Radith. Hidupku semakin berantakan. Aku
merasa Tuhan sudah tak pernah peduli lagi sama aku.
Dan aku pun memutuskan untuk berhenti bekerja,
karena aku sudah tidak bersemangat lagi. Aku pun kini berubah menjadi orang
yang sombong, jutek, dan sering gonta-ganti cwo alias playgirl, entah mengapa
sejak di tinggal radith aku menjadi cwe yang gak benar, aku sering sekali
melukai perasaan cwo, karena bagiku,,, aku adalah seorang Rika yang gampang
sekali untuk mendapatkan cwo, jadi kalau aku sudah bosan ku tinggal saja dia,
dan bagiku cwo itu hanya bikin sakit hati,, mungkin aku begini karena aku masih
shock dengan kejadian radith waktu itu.
Hingga
pada saat itu aku mendapatkan seorang cwo yang bernama Digo.
Entah mengapa Digo mengingatkan ku pada sesosok
Radith. Digo beda dari cwo-cwo sebelumnya yang pernah aku sakitin. Digo
membuatku merasakan cinta lagi.
“oh Tuhan… apa kekasihku yang telah pergi kini
datang lagi melalui sosok yang berbeda??”. Sekarang aku pun berhenti menjadi
seorang playgirl, karena aku mau serius dengan Digo.
Digo
pun selalu memberiku semangat untukku, bagiku Digo adalah kekasihkku yang
paling sempurna . dia selalu menemaniku disaat aku membutuhkannya , sepertinya
aku sudah menemukan kembali hidupku ini.
“Terimakasih Tuhan…. Kau telah memberikanku kekasih
yang baik sekali, dan jangan biarkan kekasih ku itu pergi lagi.
{{{
Waktu itu aku sedang menginap dirumah nenekku karena aku disuruh merawat
nenekku yang sedang sakit, jadi sudah seminggu aku tidak bertemu Digo.
Setelah nenekku sembuh dari sakitnya dan aku pun
ingin sekali segera pulang, dan aku meminta Digo untuk menjemputku. Dan
akhirnya Digo pun tidak berkeberatan.
30 menit kemudian Digo datang dengan mengendarai
sepeda motornya.
Aku dan Digo pun pamit pada nenekku sebelum pulang.
Di
perjalanan kami berdua bercanda-canda seru, mungkin karena sudah seminggu kita
tidak bertemu. Tapi sesuatu yang tidak enak terjadi.. motor yang kita naiki
jatuh terserempet mobil, kita pun terjatuh, untungnya kita tidak kenapa-napa,
hanya saja Digo luka kecil di bagian lengannya.
“huh syukur deh.. hanya luka kecil saja, dan kami
pun segera jalan lagi.
Dan
gak lama kemudian sampailah di rumahku. Digo pun turun dari motor dan masuk
kerumahku. Kami berbincang-bincang melepas rasa rindu karena sudah seminggu
tidak bertemu.
Ketika
sedang asyik berbincang Digo mengatakan suatu hal yang membuatku sedikit heran,
karena gak biasanya digo berbicara seserius ini.
“Kamu
harus jadi orang yang gak gampang menyerah, dan kamu gak boleh rapuh cuma
karena satu hal saja, karena kamu masih punya banyak waktu dan masih banyak hal
yang harus kamu kerjakan. Kalau nanti suatu saat aku pergi, kamu harus menjadi
Rika yang seperti ini. Karena aku akan sangat mencintai kamu, jika kamu tetap
menjadi orang yang seperti ini” ucapan Digo membuatku tertegun lalu terdiam
sesaat”.
“Kamu
mau pergi kemana? Kamu mau tinggalin aku? Tiba-tiba saja ir mata ini menetes.
Digo lalu
menghapus airmataku dan mencium keningku.
“Aku
gak akan kemana-mana. Aku gak akan tinggalin kamu” Perkataan Digo sedikit
membuatku lebih tenang.
“Kamu
janji ya?”
“Iya”.
Obrolan kita pun masih terus berlanjut hingga larut
malam. Dan Digo pun pamit untuk pulang.
{{{
Aku pun terbangun, ketika alarm di hpku berbunyi, waktu menunjukan pukul
05.00, aku mengambil air wudhu untuk sholat subuh, tapi tidak tahu kenapa
perasaanku ini dari tadi selalu gelisah
dan tidak enak, seolah-olah sedang ada kejadian buruk yang terjadi…pikiran ku
selalu tertuju pada Digo,,,
“Oia
nanti pagi aku akan mengunjungi rumah Digo, sambil ngasih kue buatan ku !” Batinku.
Setelah selesai sholat shubuh aku pun langsung pergi
ke pasar untuk membeli bahan-bahan kue, aku ingin membuatkan kue kesukaan Digo
yaitu cheese cake.
Sepulang membeli bahan-bahan dari pasar aku langsung membuat kuenya, kira-kira
pembutannya 30 menit…
Karena aku sudah terbiasa membuat kue, jadi aku
cukup cepat membuatnya.
Sudah 30 menit, kue ku pun sudah jadi, dan aku langsung bersiap-siap untuk kerumah Digo.
Sesampainya
di rumah Digo,,,aku melihat bendera kuning terpasang di depan rumahnya dan banyak
sekali orang yang datang. Melihat itu semua aku langsung berlari masuk ke dalam
rumahnya Digo. Betapa malangnya aku ini, sudah yang ke dua kalinya aku harus
melihat kekasihku terbujur kaku tak berdaya, aku sungguh tak sanggup dengan
kenyataan ini.
Aku
mendekati Digo, menyentuh mukanya dan akhirnya air mata ku ini tumpah, aku
berteriak memanggil namanya, tapi Ia hanya diam.
“Digo…!”
“Bangun…bangun…!”
Kamu udah janji sama aku, kalau kamu gak akan tinggalin aku… Kamu boong !!
“Bangun
Digo,, ayo bangunn…!”
Tiba-tiba nadine mendekatiku , lalu memelukku..
“Sabar Rik !!” Ucapnya lirih
Dan aku hanya bisa menangis.
{{{
Pagi harinya setelah jenazah selesai di mandikan dan di sholatkan, Digo pun
di kuburkan. Aku tak mampu melihat ini semua, ini adalah kenyataanku yang
sangat pahit, yang terjadi dalam hidupku untuk kedua kalinya.
Aku
baru tahu, ternyata selama ini Digo menderita penyakit Leukimia dan karena penyakit
itulah Digo meninggal.
Sambil memandangi kuburan Digo,, aku berucap dalam
hati….
“Ya Tuhan….kenapa
sih harus orang-orang yang aku sayang yang selalu tinggalin aku?? Apa salahku
?? Apa aku perempuan pembawa sial, yang selalu membuat kekasih-kekasihku itu
pergi ??”
Setelah
lama meratapi kuburan Digo, aku pun pergi meninggalkan kuburan Digo dengan
penuh perasaan bersalah dan kebenciaan pada diriku sendiri. Tapi aku tetap akan
menepati janjiku padamu, Digo. Aku akan tetap jadi Rika yang gak gampang
menyerah dan aku gak akan rapuh Cuma gara-gara kamu sudah tidak ada, karena
bagi ku kamu akan selalu ada di hati ku.
Selamat tinggal Digo !! Semoga kamu
bahagia di alam sana.
Aku akan selalu sayang kamu..
{{{