Senin, 18 November 2013

KASIH IBU



Oleh : Hardiyanti Safitri

Tiada kasih seputih kasihmu
Tiada cinta seabadi cintamu
Ya……engkaulah ibu
Engkaulah tumpuan kasih sayangku
             
      Meskipun kadang kulupa akan kasihmu
       Meskipun kadang kubuta akan cintamu
     Namun engkau tetap memberi kasihku

Ibu……
Ku tak dapat membalas jasamu
Hanya dengan ucapan terima kasih
Dan do’alah yang selalu kupanjatkan untukmu
Oh…… ibuku


Tragedi Cintaku




                                               
                 
Oleh   : Hardiyanti Safitri


Kisah ini nyata tanpa rekayasa belaka , diambil dari kisah cinta teman ku sendiri . read it more ………

     Aku adalah Adinda Putri Syahrika, tapi teman-temanku lebih sering memanggilku Rika, usiaku kini 17 tahun jika aku melanjutkan sekolah seharusnya aku duduk dibangku kelas 2 SMA, tapi karena keluargaku hancur berantakan dan masalah sosial aku tidak melanjutkan sekolah, melainkan aku harus bekerja menjadi capster di sebuah salon. Beginilah hidupku.
          Di dalam pergaulan aku adalah cewe yang mudah bergaul dan banyak dikenal oleh orang, terutama di kalangan laki-laki, mungkin karena paras ku yang cantik dan menarik. Aku memang selalu ramah dan baik kepada setiap temanku.
          Aku memiliki seorang kekasih yang sangat aku sayangi dan cintai namanya Radith, begitu pun sebaliknya dia juga sangat menyayangi dan mencintaiku, kita berdua saling mencintai. Hubungan kita sudah terjalin cukup lama, sekitar 2 tahun.
          Waktu terus berjalan dan aku pun terus menjalankan kehidupanku,,, kehidupanku yang sangat berbeda dengan anak remaja lainnya, seharusnya anak seusiaku itu sedang asyik menikmati masa SMAnya,
“ Tapi aku ???” aku malah sibuk bekerja untuk menafkahi keluargaku.
          Terkadang aku menyesali hidupku ini, tapi apa hendak dikata ini sudah menjadi takdirku,,, aku harus menjalankannya dengan ikhlas, tapi Tuhan masih baik sama aku, Ia memberiku satu kebahagiaan, yaitu Radith,, kekasihku yang amat aku cintai, dia yang selalu memberi warna dalam hidupku ini.
“ Oh Tuhan… Aku sangat mencintainya. Aku mohon jaga dan selalu lindungi dia.” 


{{{


          Pada suatu hari ketika aku sedang bersiap-siap pulang dari salon tempatku bekerja,,, tiba-tiba handphone ku berdering, aku segera mengangkatnya, ternyata Rina sahabatku yang menelpon. Begitu aku angkat hanya terdengar suara isak tangis saja, aku bingung mengapa Rina menangis, dan mengapa ia menelponku???
          Rina hanya diam tak ada satu patah kata pun yang dilontarkanya, suara tangisannya malah terdengar makin kencang. Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya …
“ Sebenarnya ada apa ini Rin ?”
Kemudian Rina pun mulai mengeluarkan suaranya sedikit demi sedikit, walaupun agak terdengar kurang jelas. Ternyata Rina mengatakan bahwa Radith kekasihku itu meninggal.
“Oh Tuhan.. aku tak mempercayai ini, rasanya aku ingin pingsan , seluruh tubuhku ini seakan tidak berdaya, jantungku seakan berhenti berdetak.”
          Aku berharap semoga ini semua hanya mimpi atau mungkin Rina hanya sedang menjahiliku saja. Tapi harapanku ini salah apa yang di ucapkan Rina semua benar , aku disuruh Rina untuk kerumahnya Radith, setelah berbicara dengan Rina lewat handphone aku langsung bergegas pergi kerumahnya Radith.
          Sesampainya disana terlihat bendera kuning di setiap sudut rumahnya, dan banyak sekali orang yang datang. Rasanya kepalaku ingin pecah, aku gak sanggup dengan ini semua, ternyata benar Radith sudah meninggal, aku langsung masuk ke rumah Radith, begitu aku masuk aku disambut oleh Tante Mila, dia adalah mamanya Radith  dengan deraian airmata ia langsung memelukku.
          Ketika aku masuk ke Ruang tengah, aku benar-benar kaget dengan apa yang aku lihat. Radith sudah terbaring kaku tak berdaya, wajahya pucat sekali, dan tubuhnya sudah dilapisi oleh kain kafan. Ketika melihat kenyataan itu, aku hanya terdiam dan menangis. Radith, satu kebahagianku itu, kini telah pergi meninggalkanku. Padahal hanya dia yang mampu memberikanku semangat hidup, dan hanya dia yang mampu membuatku tabah untuk menjalankan hidup ini.
         

{{{
         

          Tiga hari berlalu sejak kematian Radith. Hidupku semakin berantakan. Aku merasa Tuhan sudah tak pernah peduli lagi sama aku.
Dan aku pun memutuskan untuk berhenti bekerja, karena aku sudah tidak bersemangat lagi. Aku pun kini berubah menjadi orang yang sombong, jutek, dan sering gonta-ganti cwo alias playgirl, entah mengapa sejak di tinggal radith aku menjadi cwe yang gak benar, aku sering sekali melukai perasaan cwo, karena bagiku,,, aku adalah seorang Rika yang gampang sekali untuk mendapatkan cwo, jadi kalau aku sudah bosan ku tinggal saja dia, dan bagiku cwo itu hanya bikin sakit hati,, mungkin aku begini karena aku masih shock dengan kejadian radith waktu itu.
          Hingga pada saat itu aku mendapatkan seorang cwo yang bernama Digo.
Entah mengapa Digo mengingatkan ku pada sesosok Radith. Digo beda dari cwo-cwo sebelumnya yang pernah aku sakitin. Digo membuatku merasakan cinta lagi.
“oh Tuhan… apa kekasihku yang telah pergi kini datang lagi melalui sosok yang berbeda??”. Sekarang aku pun berhenti menjadi seorang playgirl, karena aku mau serius dengan Digo.
          Digo pun selalu memberiku semangat untukku, bagiku Digo adalah kekasihkku yang paling sempurna . dia selalu menemaniku disaat aku membutuhkannya , sepertinya aku sudah menemukan kembali hidupku ini.
“Terimakasih Tuhan…. Kau telah memberikanku kekasih yang baik sekali, dan jangan biarkan kekasih ku itu pergi lagi.


{{{


          Waktu itu aku sedang menginap dirumah nenekku karena aku disuruh merawat nenekku yang sedang sakit, jadi sudah seminggu aku tidak bertemu Digo.
Setelah nenekku sembuh dari sakitnya dan aku pun ingin sekali segera pulang, dan aku meminta Digo untuk menjemputku. Dan akhirnya Digo pun tidak berkeberatan.
30 menit kemudian Digo datang dengan mengendarai sepeda motornya.
Aku dan Digo pun pamit pada nenekku sebelum pulang.
          Di perjalanan kami berdua bercanda-canda seru, mungkin karena sudah seminggu kita tidak bertemu. Tapi sesuatu yang tidak enak terjadi.. motor yang kita naiki jatuh terserempet mobil, kita pun terjatuh, untungnya kita tidak kenapa-napa, hanya saja Digo luka kecil di bagian lengannya.
“huh syukur deh.. hanya luka kecil saja, dan kami pun segera jalan lagi.
          Dan gak lama kemudian sampailah di rumahku. Digo pun turun dari motor dan masuk kerumahku. Kami berbincang-bincang melepas rasa rindu karena sudah seminggu tidak bertemu.
          Ketika sedang asyik berbincang Digo mengatakan suatu hal yang membuatku sedikit heran, karena gak biasanya digo berbicara seserius ini.
          “Kamu harus jadi orang yang gak gampang menyerah, dan kamu gak boleh rapuh cuma karena satu hal saja, karena kamu masih punya banyak waktu dan masih banyak hal yang harus kamu kerjakan. Kalau nanti suatu saat aku pergi, kamu harus menjadi Rika yang seperti ini. Karena aku akan sangat mencintai kamu, jika kamu tetap menjadi orang yang seperti ini” ucapan Digo membuatku tertegun lalu terdiam sesaat”.
          “Kamu mau pergi kemana? Kamu mau tinggalin aku? Tiba-tiba saja ir mata ini menetes.
 Digo lalu menghapus airmataku dan mencium keningku.
          “Aku gak akan kemana-mana. Aku gak akan tinggalin kamu” Perkataan Digo sedikit membuatku lebih tenang.
          “Kamu janji ya?”
          “Iya”.
Obrolan kita pun masih terus berlanjut hingga larut malam. Dan Digo pun pamit untuk pulang.


{{{


          Aku pun terbangun, ketika alarm di hpku berbunyi, waktu menunjukan pukul 05.00, aku mengambil air wudhu untuk sholat subuh, tapi tidak tahu kenapa perasaanku ini  dari tadi selalu gelisah dan tidak enak, seolah-olah sedang ada kejadian buruk yang terjadi…pikiran ku selalu tertuju pada Digo,,,
          “Oia nanti pagi aku akan mengunjungi rumah Digo, sambil ngasih kue buatan ku !” Batinku.
Setelah selesai sholat shubuh aku pun langsung pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan kue, aku ingin membuatkan kue kesukaan Digo yaitu cheese cake.
Sepulang membeli bahan-bahan dari pasar  aku langsung membuat kuenya, kira-kira pembutannya 30 menit…
Karena aku sudah terbiasa membuat kue, jadi aku cukup cepat membuatnya.
Sudah 30 menit, kue ku pun sudah jadi, dan  aku langsung bersiap-siap untuk kerumah Digo.
          Sesampainya di rumah Digo,,,aku melihat bendera kuning terpasang di depan rumahnya dan banyak sekali orang yang datang. Melihat itu semua aku langsung berlari masuk ke dalam rumahnya Digo. Betapa malangnya aku ini, sudah yang ke dua kalinya aku harus melihat kekasihku terbujur kaku tak berdaya, aku sungguh tak sanggup dengan kenyataan ini.
          Aku mendekati Digo, menyentuh mukanya dan akhirnya air mata ku ini tumpah, aku berteriak memanggil namanya, tapi Ia hanya diam.
          “Digo…!”
          “Bangun…bangun…!” Kamu udah janji sama aku, kalau kamu gak akan tinggalin aku… Kamu boong !!
          “Bangun Digo,, ayo bangunn…!”
Tiba-tiba nadine mendekatiku , lalu memelukku..
          “Sabar  Rik !!” Ucapnya lirih
Dan aku hanya bisa menangis.


{{{


          Pagi harinya setelah jenazah selesai di mandikan dan di sholatkan, Digo pun di kuburkan. Aku tak mampu melihat ini semua, ini adalah kenyataanku yang sangat pahit, yang terjadi dalam hidupku untuk kedua kalinya.
          Aku baru tahu, ternyata selama ini Digo menderita penyakit Leukimia dan karena penyakit itulah Digo meninggal.
Sambil memandangi kuburan Digo,, aku berucap dalam hati….
          “Ya Tuhan….kenapa sih harus orang-orang yang aku sayang yang selalu tinggalin aku?? Apa salahku ?? Apa aku perempuan pembawa sial, yang selalu membuat kekasih-kekasihku itu pergi ??”
          Setelah lama meratapi kuburan Digo, aku pun pergi meninggalkan kuburan Digo dengan penuh perasaan bersalah dan kebenciaan pada diriku sendiri. Tapi aku tetap akan menepati janjiku padamu, Digo. Aku akan tetap jadi Rika yang gak gampang menyerah dan aku gak akan rapuh Cuma gara-gara kamu sudah tidak ada, karena bagi ku kamu akan selalu ada di hati ku.
          Selamat tinggal Digo !! Semoga kamu bahagia di alam sana. Aku akan selalu sayang kamu..


{{{

Minggu, 03 November 2013

RESENSI FILM - ADA APA DENGAN CINTA



“Karena aku ingin kamu. Itu saja.” Untaian kata-kata polos tersebut dengan manis membalut sebuah cerita penuh liku mengenai cinta. Memang hebat, hanya dalam 112 menit ‘Ada Apa Dengan Cinta?’ (AADC) telah berhasil mengulas semua aspek percintaan, sekaligus mengemasnya lewat sudut pandang seorang Cinta (Dian Sastrowardoyo). Seperti gadis remaja manapun, kehidupan Cinta diwarnai oleh kegilaan-kegilaan yang dikemas dalam persahabatan kentalnya dengan Maura (Titi Kamal)Alya (Ladya Cheryl)Milly (Sissy Priscilla) dan Carmen (Adina Wirasati). Cinta juga hidup disayang sebagai anak semata wayang dalam keluarganya yang tak kalah harmonis. Terlebih dari itu, Cinta juga menguasai seni menulis puisi, dan kepiawaiannya sebagai penyair terbukti lewat puisi “Sahabat” – yang dengan hangat menyambut penonton di awal film. Singkat kata, Cinta digambarkan sebagai sesosok remaja putri SMA yang memiliki seluruh dunia dalam kepalan tangannya.
Akan tetapi dunia kecil Cinta dijungkirbalikan oleh kemunculan Rangga (Nicholas Saputra), yang secara tidak sengaja merebut kemenangan Cinta dalam sebuah lomba menulis puisi. Kejadian ini dengan segera menebarkan bibit-bibit perseteruan, yang mengakibatkan limpahan momentum “anjing dan kucing” di antara mereka. Setelah lusinan konflik berlalu, Rangga dan Cinta mulai menjumpai berbagai persamaan di antara mereka. Layaknya cerita asmara klasik, Rangga dan Cinta mulai mengadopsi hubungan saling ‘benci’ – dalam artian hubungan saling benar-benar cinta.
Meskipun begitu, kehadiran Borne (Fabian Ricardo) - teman sekolah Cinta yang sudah lama menaruh hati padanya – lekas menghambat perjuangan Rangga untuk memenangkan hati Cinta. Bedampingan dengan itu, kebersamaan Rangga dan Cinta juga seringkali menyulut api perselisihan di tengah Cinta dan ke-empat sahabat sejatinya. Situasi memanas ketika Cinta kerap kali harus memilih antara Rangga atau ke-empat sobatnya. Pilihan Cinta hampir menyebabkan Alya – yang sedang didera masalah keluarga – kehilangan nyawanya, dan memutuskan tali persahabatan di antara semua sahabatnya!
Selesai menyorot permasalahan cinta dari segala aspek (lawan jenis, sahabat dan keluarga), AADC menyajikan penutup yang efektif nan sederhana. Dengan menggugah, Cinta, Maura, Milly, Alya dan Carmen bersatu kembali untuk saling mendukung satu sama lain, dan hubungan keluarga Alya juga berangsur membaik. Adegan penting di penghujung film AADC berkisar seputar persatuan mengharukan antara Rangga dan Cinta! Rangga yang hendak pindah ke Amerika, terpaksa harus meninggalkan Cinta tanpa mengutarakan kata-kata perpisahan. Bagaimanapun, sebelum Rangga beranjak menaiki pesawat, Cinta secara mengejutkan muncul dan mengakui perasaannya kepada Rangga. Rangga yang pada akhirnya harus tetap pergi, mencetuskan janji bahwa Ia akan kembali untuk Cinta. Rangga kemudian menyerahkan buku syairnya kepada Cinta untuk menyatakan ketulusannya. Dalam perjalanan pulang Cinta mulai membaca salah satu puisi yang ditulis Rangga tentang dirinya, dan dengan perlahan film pudar dari hadapan penonton.
Tak diragukan lagi, AADC merupakan salah satu film Indonesia berkualitas yang patut dibanggakan. Film yang beberapa minggu lalu genap berumur 10 tahun ini, dengan cermat telah mengangkat sebuah tema yang sangat manusiawi. Terlebih dari itu, film yang digarap oleh Rudy Soedjarwo ini memiliki sangkut paut minim dengan teknologi maupun penemuan terbaru. Ini memperbolehkan AADC untuk tumbuh menjadi suatu karya yang “tahan banting” terhadap era globalisasi. Selain itu, film yang bernaung dibawah rumah produksi Miles ini juga memiliki musik latar yang fenomenal. Semua musik yang terlibat dengan sukses ikut membangun dan menyokong nuansa sebuah adegan. Kesuksesan AADC dalam mengantongi sebuah Piala Citra untuk tata musik terbaik juga serta merta menjadi bukti bahwa, lagu-lagu yang memeriahkan AADC dapat mempengaruhi yang signifikan terhadap suasana hati penonton. Berbeda dengan kebanyakan film lokal dan mancanegara, para penulis skenario AADC memutuskan bahwa tema dan musik yang tepat-pun masih belum memadai. Setelah disetujui oleh Mira Lesmana dan Riri Riza, AADC akhirnya juga mengunakan puisi sebagai salah satu media penyampaian pesan moral. Untuk seluruh, AADC menyertakan 3 puisi yang masing-masing menyentuh ketiga aspek percintaan yang berbeda.
Terlepas dari sederet hal positif yang turut mewarnai film AADC, masih ada beberapa aspek yang dapat ditingkatkan. Contohnya,poster daripada film yang telah memenangkan 3 Piala Citra ini sangatlah labil. Lewat pandangan sekilas orang tidak akan dapat menangkap makna dibalik poster film AADC. Ini dikarenakan proposi, warna dan desain poster yang tidak masuk akal. Jenis huruf yang monoton pada poster juga mengakibatkan hasil akhir yang kurang persuasif, dan justru menimbulkan keraguan. Seharusnya poster AADC dibuat lebih menarik dan tegas lewat, beberapa foto tokoh -bukan hanya Cinta dan Rangga saja. Akan lebih baik pula apabila desain poster dibuat lebih kreatif, agar memancarkan aura kreatif yang lebih menarik. Untuk film ini sendiri, teknik pengeditan masih harus diperbaiki. Ada beberapa adegan pertandingan olahraga dimana pantulan bayangan mikrofon gantung dan kamera masih terlihat, dan pada akhir film tulisan di kaca bandara juga belum dibalik. Kesalahan-kesalahan teknis seperti ini secara langsung mengurangi realitisme dan profesionalisme film.
Secara keseluruhan, tidak ada yang meragukan bahwa AADC adalah sebuah film yang ‘mengena’ sekaligus menghibur. “Ada kemungkinan besar bahwa suatu saat nanti AADC akan diperbaiki dan direproduksi kembali pada tahun 2012,” tutur Mira Lesmana. Dan apabila sutradara memutuskan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang diulas diatas, tidak diragukan lagi, AADC akan disambut dengan meriah oleh berbagai kalangan!