Jumat, 27 April 2012

STRATEGI PERTUMBUHAN

PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA
Krisis nilai tukar telah menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Nilai tukar rupiah yang merosot tajam sejak bulan Juli 1997 menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam triwulan ketiga dan triwulan keempat menurun menjadi 2,45 persen dan 1,37 persen. Pada triwulan pertama dan triwulan kedua tahun 1997 tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8,46 persen dan 6,77 persen. Pada triwulan I tahun 1998 tercatat pertumbuhan negatif sebesar -6,21 persen.
Merosotnya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari masalah kondisi usaha sektor swasta yang makin melambat kinerjanya. Kelambatan ini terjadi antara lain karena sulitnya memperoleh bahan baku impor yang terkait dengan tidak diterimanya LC Indonesia dan beban pembayaran hutang luar negeri yang semakin membengkak sejalan dengan melemahnya rupiah serta semakin tingginya tingkat bunga bank. Kerusuhan yang melanda beberapa kota dalam bulan Mei 1998 diperkirakan akan semakin melambatkan kinerja swasta yang pada giliran selanjutnya menurunkan lebih lanjut pertumbuhan ekonomi, khususnya Sementara itu perkembangan ekspor pada bulan Maret 1998 menunjukkan pertumbuhan ekspor nonmigas yang menggembirakan yaitu sekitar 16 persen. Laju pertumbuhan ini dicapai berkat harga komoditi ekspor yang makin kompetitif dengan merosotnya nilai rupiah. Peningkatan ini turut menyebabkan surplus perdagangan melonjak menjadi 1,97 miliar dollar AS dibandingkan dengan 206,1 juta dollar AS pada bulan Maret tahun 1997. Impor yang menurun tajam merupakan faktor lain terciptanya surplus tersebut. Impor pada bulan Maret 1998 turun sebesar 38 persen sejalan dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi.pada triwulan kedua tahun 1998.

MACAM – MACAM STRATEGI PEMBANGUNAN INDONESIA
Dalam strategi pembangunan Indonesia yang baru diperlukan paradigma baru yang berupa pembangunan manusia Indonesia yang berwawasan. Dalam kependudukan dan lingkungannya dengan meningkatkan mutu kesehatan, pendidikan dan pembelajaran, dan pendapatan keluarga. Dengan meningkatkan mutu tersebut masyarakat Indonesia tidak akan berada dalam kondisi keterpurukan yang terparah.
Pembangunan ekonomi ditentukan oleh banyak faktor. Faktor tersebut diantaranya adalah kondisi fisik (Termasuk iklim), lokasi geografi, jumlah dan kualitas sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), kondisi awal ekonomi, sosial dan budaya, peran pemerintah, perkembangan teknologi, kondisi ekonomi dan politik dunia, serta keamanan global.
Pemanfaatan lahan kosong yang memiliki berbagai macam sumber daya alam yang berlimpah baik biotik (Makhluk hidup, contohnya hewan dan tumbuhan) maupun abiotik (Benda mati, contohnya barang-barang tambang) dengan strategi dan perencanaan yang baik akan menghasilkan potensi ekonomi yang baik pula.
Pertama yang dilakukan adalah membuka lahan kosong yang dipergunakan sebagai pemukiman untuk tempat tinggal penduduk. Dari pemukiman tersebut, penduduk akan berusaha membuat, mencari dan mengelola kebutuhan pangan sendiri. Kemudian mulai berkembang pemanfaatan sumber daya alam yang menyusul munculnya lahan pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan pertambangan.
Pemanfaatan sumber daya alam menjadi lahan pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan pertambangan akan menghasilkan suatu produk. Dari pertanian akan menghasilkan barang-barang contohnya padi atau beras, perkebunan akan menghasilkan buah-buahan atau sayur mayur, dari perikanan akan menghasilkan berbagai macam ikan, peternakan akan menghasilkan daging, dari pertambangan akan menghasilkan macam-macam logam seperti emas, perak, dan tembaga. Dengan hasil produk penduduk, maka terbentuklah pasar sebagai pusat perdagangan di kawasan tersebut. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, dibangun sebuah pabrik untuk meningkatkan proses produksi dengan mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi. Disana akan terjadi penambahan nilai suatu barang (value added) yang akan meningkatkan produktifitas dan efesiensi.
Paparan diatas secara tidak langsung terjadi suatu roda perputaran ekonomi yang kecil. Perlu dibangun suatu pemerintahan untuk mengatur semua kegiatan tersebut. Kemudian dibangun perusahaan dan perindustrian yang merupakan inti dari suatu sistem ekonomi, selain itu juga untuk meningkatkan investasi baru dan penyerapan tenaga kerja. Namun suatu saat seiring berkembangnya penduduk, sumber daya alam akan habis sementara kebutuhan penduduk semakin meningkat yang akan mengakibatkan pencarian lahan baru sampai lahan kosong tersebut menjadi area industri yang maju.
Tetapi perlu diingat semakin berkembangnya teknologi, akan semakin sempit lahan yang dimiliki. Perlu di bangun suatu hutan lindung untuk para hewan dan tumbuhan untuk menjaga keseimbangan ekosistem agar tidak terjadi suatu bencana di kemudian hari.
Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah dengan strategi pembangunan ekonomi melalui pemanfaatan Sumber daya alam yang baik, meskipun lahan kosong dimanfaatkan dengan cara yang berbeda-beda akan menghasilkan hasil yang baik pula.
strate­gi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, khususnya dalam masalah ekonomi yang berlandaskan persepsi islam yang telah lama eksis namun belum sepenuhnya disadari dan diimplementasikan.

1.      STRATEGI PERTUMBUHAN
Dalam proses pembangunan dikenal adanya teori pertumbuhan, yang didalamnya terdapat 3 pola yaitu :

a.      Pertumbuhan berkeseimbangan
Pertumbuhan yang berkesinambungan, dimana ekonomi tumbuh dengan beberapa fase pertumbuhan yang pesat, namun pada tingkat yang menurun, dan akhirnya mengarah kepada stagnasi atau nyaris stagnan.


a.      Pertumbuhan Distorsi
Pertumbuhan yang terdistorsi diambil dengan resiko kerusakan sumber daya alam. Misalnya dengan menghargainya terlalu rendah. Kurangnya investasi dalam modal manusia, misalnya kurangnya perlindungan yang memadai terhadap tenaga kerja, dan subsidi untuk modal fisik, seperti pengecualian pajak.

b.      Pertumbuhan yang berkesinambungan dan seimbang
Pertumbuhan yang berkesinambungan melalui akumulasii asset yang tak terdistorsi atau seimbang, dengan dukungan public terhadap pengembangan  pendidikan primer dan skunder, perbaikan kesehatan public, perlindungan modal alam. Ini mencegah penurunan dalam pengembalian untuk asset privat (khususnya modal fisik ) dan menyediakan tingkat modal manusia yang minimum dan semakin besar yang diperlukan untuk menfasilitasi inovasi teknologis dan pertumbuhan produktivitas factor total.

           Faktor Utama Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi :
  1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
  2. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja
  3. Kemajuan teknologi.
            AGEN PERTUMBUHAN
1.  Pengusaha
2.  Investor
3.  Penabung
4.  Inovator
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah :

• Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan   modal,   serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.

• Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah ( trickle – down – effect ) pendistribusian kembali.

• Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan hal tersebut merupakan syarat terciptanya pertumbuhan ekonomi.

• Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.

b.      DISTRIBUSI DAN PERTUMBAHAN
Supaya pertumbuhan dapat memiliki dampak terhadap pengurangan kemiskinan, asset kaum miskin harus diperbesar. Ini dapat dicapai dengan melakukan investasi dalam asset baru, secara spesifik, modal manusia, atau dengan mendistribusikan kembali asset-asset baru dengan menelaah kualitas dan distribusi pedidikan dan sebab-sebab serta bersekuensi-konsekuensi dari, dan perbaikan untuk penyebaran yang besar dalam pencapaian prestasi pendidikan .

SUMBER :
(DIGITAL // BOOKS) TAHUN AJARAN ATA// TINGKAT 1 UNIVERSITAS GUNADARMA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar